Taliban Mengancam AS, Silahkan Angkat Kaki Dari Afghanistan Atau Kami Akan Menyerang

Iklan Semua Halaman

Taliban Mengancam AS, Silahkan Angkat Kaki Dari Afghanistan Atau Kami Akan Menyerang

Taliban Mengancam AS, Silahkan Angkat Kaki Dari Afghanistan Atau Kami Akan Menyerang

AFGHANISTAN - Sepekan terlibat perundingan terkait perdamaian, Taliban mengirimkan ultimatum ke AS.

Dalam wancana yang mereka tawarkan kepada AS, di mana mereka menyiratkan siap mengurangi aksi kekerasan di Afghanistan selama tujuh hari kedepan, sebagai gantinya America Serikat harus mengangkat kakinya dari wilayah tersebut.

Menganggapi permintaan ini, Presiden Donald Trump meyakini bahwa akan ada nota kesepakatan dengan taliban pada beberapa hari ke depan. Namun penarikan pasukan AS dari Afghanistan tidak akan terjadi.

Wangshinton juga mengatakan bahwa perjanjian pengurangan massa kekerasan telah berlalu. Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani juga mengungkapkan soal lewat akun Twitternya.

Ghani mengatakan bahwa pihak AS, yaitu Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menghubunginya dan menjelaskan tentang kemajuan penting pada perundingan dengan taliban.

Dua orang anggota taliban yang tidak berkenan di sebut namanya ini melaporkan kepada media bahwa ultimatum kemudian disampaikan oleh pihak negosiator Pimpinan Taliban.

Bukannya merespon Ultimatum dengan cepat, Pihak wangshinton justru fokus pada perundingan terkait permintaan-permintaan yang di layangankan Taliban.

Salah satu permintaan tersebut ialah mempertahankan kantor politik di Doha, Ibu Kota Qatar di mana Khalizad sering bertemu dengan perwakilan mereka dan mencari resolusi untuk mengakhiri kampanye Militer AS selama 18 tahun.

Taliban juga menuntut dalam negosiasi bahwa perwakilan pemerintah Presiden Ghani tidak boleh hadir dalam kapasitas resmi, melainkan hanya seorang warga negara Afghanistan biasa.

Taliban tidak pernah mengakui pemerintahan resmi di kabul, dan menolak untuk bernegosiasi langsung dengan Ghani.

Taliban sejak 1996 samapi 2001 memimpin Afghanistan menyatakan mereka tidak mencari monopoli kekuasaan.

Meski begitu kelompok militan tersebut kini mengendalikan atau menguasai sebagian negara tersebut.